Pendidikan merupakan fondasi penting bagi kemajuan bangsa. Namun, perjalanan pendidikan di Indonesia tidak selalu mulus. Sejak masa kolonial hingga awal kemerdekaan, banyak fakta tragis terkait penyebaran pendidikan yang jarang diketahui banyak orang.
1. Akses Pendidikan Hanya untuk Segelintir Orang
Pada masa penjajahan sbobet88 Belanda, sekolah hanya tersedia untuk bangsawan dan keturunan Belanda. Rakyat biasa hampir tidak memiliki kesempatan belajar. Fakta ini menunjukkan betapa pendidikan dulu menjadi alat penguasa untuk mempertahankan kekuasaan dan membatasi pengetahuan rakyat.
2. Kurangnya Fasilitas dan Guru
Di wilayah pedalaman, sekolah bahkan tidak memiliki bangunan layak, buku, atau guru terlatih. Banyak anak yang harus menempuh jarak jauh dan menghadapi kondisi sulit hanya untuk belajar dasar-dasar membaca dan menulis. Hal ini menunjukkan ketimpangan pendidikan yang sangat mencolok.
3. Anak-anak Dipaksa Belajar dengan Cara Kasar
Beberapa catatan sejarah menunjukkan bahwa metode pengajaran di masa kolonial kadang keras dan menakutkan, dengan hukuman fisik untuk murid yang tidak patuh atau gagal memahami pelajaran. Kondisi ini membuat pendidikan menjadi momok bagi sebagian anak, bukan tempat berkembang.
4. Pendidikan Sebagai Alat Politik
Sekolah pada masa kolonial sering kali digunakan untuk mencetak generasi yang tunduk pada penjajah, bukan untuk meningkatkan kesadaran dan kebebasan berpikir. Rakyat diajarkan keterampilan terbatas yang hanya bermanfaat bagi penguasa, bukan untuk kemajuan diri sendiri.
5. Perjuangan Tokoh Pendidikan
Fakta tragis ini kemudian memicu perjuangan tokoh-tokoh pendidikan Indonesia, seperti Ki Hajar Dewantara, yang mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922. Sekolah ini membuka akses pendidikan bagi rakyat biasa dan menanamkan nilai budaya, karakter, dan kesadaran kebangsaan.
Meskipun sejarah pendidikan di Indonesia penuh dengan kesulitan dan ketidakadilan, perjuangan para pendidik dan tokoh nasional berhasil membuka jalan bagi akses pendidikan yang lebih luas. Fakta tragis ini menjadi pengingat pentingnya memastikan setiap anak memiliki hak untuk belajar tanpa diskriminasi.